Ternyata! Penulis Novel Layangan Putus Lahir Di Kotabaru Kalsel
BERITABANJARMASIN.COM - Sosok penulis novel Layangan Putus, Eka Nur Prasetyawati atau akrab dipanggil Mommy ASF ternyata merupakan asli kelahiran Kalsel.
Hal ini terungkap saat dirinya diundang Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Kalsel, dalam acara meet and greet, Rabu (2/2/2022).
Mommy ASF sendiri lahir di Kotabaru, Pulau Laut, Kalsel pada 13 Mei 1987. Ia besar di Kota Surabaya dan menyelesaikan pendidikan sebagai dokter hewan di Universitas Udayana Denpasar Bali.
"Awalnya tidak menyangka akan diundang kedinasan langsung, saya baca kota kelahiran jadi langsung izin mamah saya untuk hadir ke sini," ucapnya.
Kesan pertama saat ia sampai di Kalsel langsung disambut dengan baik dan disuguhi beberapa makanan khas orang Banjar seperti ikan pais dan masak santan. Ini mengingatkannya pada masa kecil dulu saat di Kalsel.
"Saya dilahirkan di Kalsel jadi pulang ke sini rasanya seneng banget warga sini juga sambutannya masya Allah baik banget," ungkapnya.
Dalam acara meet and greet ia menceritakan awal mula terbitnya novel berjudul layangan putus yang dijadikan series sehingga menjadi viral dan banyak digandrungi para kaum hawa khususnya ibu-ibu.
Memiliki bakat sejak duduk di bangku SMA, wanita kelahiran Kotabaru Kalsel ini menceritakan bahwa dirinya sudah mulai menulis meskipun hanya coretan-coretan kecil yang tidak beraturan.
Namun siapa sangka dari situlah justru bakatnya sebagai seorang penulis mulai berkembang hingga saat duduk di bangku kuliah dirinya tergabung dalam tim jurnalis redaksi kampus. "Saya menyalurkan hasrat coret-coret dari caption, blog saya nulis aja," ucapnya.
Sempat vakum untuk menulis di sosial medianya karena menikah dan memiliki anak kesibukannya sebagai seorang ibu semakin padat hingga tak ada waktu untuk kembali menulis.
Lalu ada sebuah momen yang membuatnya kembali ingin menulis yaitu pada saat dirinya berkunjung ke rumah temannya yang pada saat itu di rumahnya memiliki perpustakaan mini. Isinya banyak kumpulan buku hasil karya sendiri yaitu kumpulan cerpen yang dibukukan atau sebut saja antalogi.
Dari situ ia tergerak ingin memiliki sesuatu yang bisa diakui. Hingga akhirnya ia mulai memikirkan berbagai ide tulisan apa yang akan ia tuangkan dalam sebuah karya. "Ya sudah kejadian hari itu langsung saya coret-coret aja," tutur Mommy ASF.
Berlanjut ia mulai menulis di salah satu grup di salah satu sosial media yaitu facebook dengan nama komunitas bisa menulis.
Disitulah ia mulai mempublish hasil karya tulisannya, namun pada saat itu ia sempat lupa untuk memberikan judul pada tulisanya tersebut hingga pada akhirnya secara tidak sengaja dalam tulisannya terlihat kalimat layangan putus lantas itu ia jadikan judul dalam tulisannya dan langsung ia kirim di grup tersebut. "Spontan nulisnya lumayan lama dari tahun 2019 selesai diawal 2020," bebernya.
Ia tidak pernah menyangka bahwa karya tulisannya akan dijadikan serial dan bisa viral seperti sekarang. "Yang jelas pada saat itu memang tujuannya di karyakan dan tulisan itu mengalir bagitu saja," tuturnya.
Adapun pesan moral yang bisa diambil dalam kisah novel layangan putus menurutnya yaitu pentingnya untuk menjaga komunikasi dan komitmen. Kemudian perempuan harus berani mengambil sikap atas apa yang kita lakukan setelah mengambil keputusan tersebut dengan bangkit dan berdiri lagi.
Kemudian jangan meratapi dan perbanyak istighfar. Dimana menururnya setiap orang memiliki cobaanya dengan kapasitas masing-masing dan yakin mampu melewatinya.
"Jangan fokus di masalahnya. Menulis juga sebagai healing atas masalah apa yang kita alami," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dispersip Kalsel, Nurliani Dardie mengatakan mendatangkan penulis-penulis terkenal seperti Mommy ASF ini merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan minat baca masyarakat Banua.
“Alhamdulillah pada hari ini kita kedatangan narasumber yang sangat dinantikan, dia merupakan seorang perempuan yang hebat, dan berkarakter,” pungkasnya. (fitri/sip)
Soroti Harga Minyak Goreng Pasar Tradisonal Tak Merata, DPRD Banjarmasin Minta Pemkot Tindaklanjuti
BERITABANJARMASIN.COM - Ditemuinya informasi harga minyak goreng yang tidak merata di pasar tradisional
Banjarmasin membuat Komisi II DPRD setempat angkat bicara.
Minyak goreng saat ini harganya sudah mengalami penurunan di angka Rp14 ribu per liternya dan sudah diberlakukan di pasar ritel modern.
Namun kata Wakil Ketua Komisi II DPRD Kota Banjarmasin, Bambang Yanto Permono harga yang ditemui di pasar tradisional malah berbeda-beda dan tidak sama.
Bambang pun sudah melakukan komunikasi dengan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Banjarmasin.
"Kami minta pemerintah kota menindaklanjuti ini, karena tugas kami di dewan hanya melakukan pengawasan saja," ucapnya (3/2/2022).
Ia menekankan hal ini bertujuan agar tidak memberatkan masyarakat apalagi masih dalam suasana pandemi Covid-19.
Dari hasil komunikasi dengan Disperindag, diketahui sejak tanggal 1 Februari ujar Bambang dinas terkait sudah melakukan pendataan berapa stok minyak goreng di daerah Banjarmasin. Dengan stok tersebut pemerintah jadi bisa mengkalkulasi kebutuhan minyak goreng di daerah.
Sesuai anjuran pemerintah kata Bambang, masyarakat diimbau jangan membeli minyak goreng dari pihak atau tangan ketiga. "Kalau bisa membelinya untuk pasar tradisonal ke distributor langsung," ucapnya.
Karena menurutnya distributor sudah melaksanakan penjualan sesuai aturan pemerintah. Selain itu ia juga mengharapkan dengan jangkauan harga saat ini di pasaran minyak goreng tetap terkendali.
Kemudian ia juga telah mengkomunikasikan dengan dinas terkait tersebut untuk terus mengkampanyekan harga murah minyak goreng agar diketahui masyarakat luas.
"Kita harap pemerintah tak bosan dan giat untuk mengkampanyekan harga Rp14 ribu minyak goreng," terangnya. (maya/sip)
Revitalisasi Pasar Batuah, Warga Tetap Menolak, Pemkot Banjarmasin Tawarkan Rusunawa
BERITABANJARMASIN.COM - Warga tetap menolak rencana revitalisasi Pasar Batuah, meskipun permukiman mereka berada di lahan milik pemerintah. Wali Kota
Banjarmasin, Ibnu Sina pun angkat bicara.
Menurut Ibnu, warga Kampung Pasar Batuah tetap bersikeras tidak mau kawasan pasar tersebut direvitalisasi. "Kami sampaikan jika diminta dibatalkan rasanya tidak mungkin," jelasnya, Kamis (3/2/2022).
Untuk itu pihaknya akan terus berupaya mencari solusi yang tepat untuk permasalahan ini agar tidak ada yang merasa dirugikan.
Salah satunya bagi penghuni kawasan tersebut ditawarkan untuk pindah ke rusunawa di Gandamaghfirah dan di Muara Kelayan untuk menjadi tempat tinggal sementara. "Silakan tempati itu, agar program pemerintah ini bisa berjalan," katanya.
Apalagi anggaran dalam rencana revitalisasi pasar itu bukan hanya dari APBD, namun juga dari APBN Kementerian Perindustrian dan Perdagangan RI.
Ia menekankan pihaknya hanya ingin memberikan fasilitas pasar yang jauh lebih bersih dan baik lagi. "Kemudian para pedagang akan kami prioritaskan ditempatkan di pasar tersebut," tegasnya.
Untuk sementara ini lanjutnya, para pedagang tetap akan difasilitasi di 20 pasar lainnya yang memiliki lapak - lapak yang kosong agar tetap menjalankan usahanya.
Itu merupakan tawaran dari pemkot untuk para pedagang, agar bisa menarik benang merah dari permasalahan tersebut. Jika warga tetap menolak maka pemerintah kota tetap akan melaksanakan program yang telah diinisiasi sejak 2019 lalu. "Semoga kita mendapatkan kesepakatan," imbuhnya.
Lantas kenapa pemkot memilih kawasan Pasar Batuah untuk direvitalisasi? Wali Kota dua periode ini menambahkan bahwa pihaknya mencari lahan yang kepemilikannya dari pemerintah. Sebagai syarat utama dalam pelaksanaan revitalisasi pasar oleh Kementerian Perdagangan.
Maka dari itu, pihaknya menjatuhkan pilihan untuk rencana tersebut di Pasar Batuah yang lahannya merupakan milik pemkot. (arum/maya)
DPRD Kalsel Soroti DAK Pendidikan 2021 Hanya Capai 70 Persen
BERITABANJARMASIN.COM - Rendahnya daya serap dana alokasi khusus (DAK) Kalsel 2021 menjadi perhatian Komisi IV DPRD Kalsel.
Komisi IV pun berupaya mendorong penyaluran dana alokasi khusus pendidikan di Kalsel tahun 2022. Bahkan disampaikan Ketua Komisi IV DPRD Kalsel, HM Lutfi Saifuddin dari 2021 dari dana alokasi khusus yang di laksanakan hanya terserap sekitar 70 persen. Laporan angka tersebut didapatkan pihaknya saat melakukan kunjungan ke Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan pada (2/2/2022).
"Di tahun 2022 ini, kita lebih tingkatkan pelaksanaan agar dana bantuan pusat bisa tersalurkan dengan maksimal," paparnya (3/2/2022).
Sehingga lanjut Lutfi bantuan yang tersalurkan tersebut kedepan dapat tepat sasaran serta memberi manfaat bagi para pelajar di banua. (maya/sip)
Posting Komentar